Mengasah Motivasi Belajar Anak

|

Senin, 18 April 2011

Anak dengan tingkat kecerdasan tinggi belum tentu memiliki prestasi belajar yang baik. Namun, bila anak memiliki motivasi yang tinggi, maka
prestasi belajarnya biasanya baik.
Pada dasarnya setiap anak suka belajar. Mereka mau melakukan yang terbaik dalam rangka menumbuhkan kepercayaan diri dan pembentukan konsep diri yang positif. Masih ingatkah Anda pada balita Anda yang suka sekali bertanya ‘Kenapa?’ ‘Ini apa?’ ‘ Untuk apa?’ ‘ Punya siapa?’.
Pertanyaan itu seringkali meluncur tak berhenti dari mulut kecilnya.
Mereka juga menyukai guru, teman, orangtua, dan anggota keluarga yang
bangga terhadap diri mereka. Namun, kadang masalah muncul saat anak
sudah memasuki jenjang pendidikan formalnya di Sekolah Dasar (SD). Mulai
dari masalah sulit diajak belajar, enggan atau seperti terpaksa dalam
mengerjakan tugas sekolah sampai mogok masuk sekolah. Kondisi ini tentu
saja membuat catatan prestasi belajar anak buruk atau kurang baik.
Mengapa beberapa anak kehilangan motivasi belajar saat menempuh jenjang pendidikan formal? Apa yang harus dilakukan orangtua?
Mengoptimalkan kecerdasan
Motivasi belajar adalah faktor pendukung yang dapat mengoptimalkan
kecerdasan anak dan membawanya meraih prestasi. Anak dengan motivasi
belajar tinggi, umumnya akan memiliki prestasi belajar yang baik.
Sebaliknya, rendahnya motivasi akan membuat prestasi anak menurun.
Sebab, motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang
ditandai dengan adanya dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan. Motivasi akan mendorong anak berusaha sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan belajar. Ia juga akan belajar dengan sungguh-sungguh
tanpa dipaksa.
Sri Rahmawati, Psi, Konsultan Pendidikan SDIT Nurul Fikri, mengatakan,
di usia SD, persepsi anak tentang motivasi belajar biasanya belum utuh.
Mereka belum terlalu mengerti mengapa harus sekolah, mengapa harus
berprestasi? Kemampuan anak untuk memiliki persepsi yang utuh tentang
motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya; sikap
dan cara mengajar guru, pola didik orangtua dan sikap teman-temannya.
Diakui, peran orangtua cukup besar dalam menanamkan motivasi belajar
pada anak. Semakin sering orangtua memberikan semangat dan dorongan
untuk cinta belajar, memberikan teladan dalam keseharian, maka motivasi
belajar anak akan semakin besar.
Menurut Sri, penanaman motivasi belajar pada anak harus dilakukan sejak
dini agar lebih ajeg dan menetap dalam diri anak. Namun, katanya,
hendaknya orangtua tak hanya menekankan motivasi belajar untuk meraih
prestasi dalam bidang akademik semata. “Jangan melihat kecerdasan anak
dari ranking saja. Tapi, lihatlah bagaimana ia bersosialisasi, bagaimana
kreativitasnya, gerak tubuhnya, dan lain-lain,” tutur psikolog lulusan
Fakultas Psikologi UI ini menjelaskan.
Apa yang disampaikan Sri sejalan dengan hakikat belajar yang pada
dasarnya bertujuan untuk mengasah perubahan perilaku anak secara
menyeluruh (komprehensif), baik yang bersifat intelektual, emosional,
sosial, spiritual dsbnya. Seorang psikolog pendidikan asal Amerika
Serikat bernama Howard Gardner pernah melontarkan pertanyaan yang unik: “Pernahkah terpikir oleh Anda, jika seorang jenius musik seperti Mozart di tes IQ, berapa hasilnya? Sebaliknya, bisakah seorang Einstein
menciptakan lagu seperti Mozart atau melukis seperti Leonardo Da Vinci?
Pertanyaan ini kemudian mendorong Gardner untuk berteori bahwa
kecerdasan pada hakikatnya tidak hanya satu macam, melainkan sedikitnya
ada 8 macam. (Yaitu) kecerdasan bahasa, kecerdasan ilmu pasti,
kecerdasan ilmu alam, kecerdasan gerak seperti pada penari dan
olahragawan, kecerdasan musik, kecerdasan untuk menganalisis diri
sendiri, kecerdasan antar pribadi sehingga membuat anak mudah bergaul
dan kecerdasan ruang, misalnya pelukis, disainer, arsitek. Teori Gardner
ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, khususnya tentang metode
pengukuran dari masing-masing jenis kecerdasan itu (yang dalam bidang IQ
sudah sangat canggih) dan apakah jenis-jenis kecerdasan itu berhenti
pada 8 atau 11 jenis saja, atau masih bisa bertambah lagi?
Dengan ragam kecerdasan di atas, tentu saja tidak adil jika orangtua
hanya mengasah motivasi belajar anak atau memberi penghargaan dengan
ukuran nilai akademis. Dalam beberapa kasus, anak yang prestasi
akademiknya kurang, saat di lapangan olahraga, misalnya, ia menjadi
juara dan mendapat penghargaan yang sepatutnya dari guru atau orangtua,
motivasi belajarnya di kelas bertambah dan prestasinya pun perlahan
membaik.
Jadi, adanya penghargaan dari lingkungan terhadap hal-hal positif lain
(bukan cuma ranking di kelas) yang dilakukan anak dapat memacu tumbuhnya motivasi belajar di kelas.
Beberapa faktor penting
Menurut Sri, banyak faktor yang berhubungan dengan motivasi
belajar anak. Bisa berasal dari anak, guru, orangtua, sekolah, atau
teman-temannya. Bila anak mengalami penurunan prestasi belajar akibat
menurunnya motivasi, maka orangtua perlu segera memperhatikan beberapa hal berikut ini.
- Apakah anak mengalami masalah dengan penglihatannya? Masalah pada
penglihatan akan mengganggu kemampuan belajar anak. Bila terjadi
gangguan pada mata dan penglihatannya, maka anak pun akan kesulitan
membaca tulisan di papan tulis atau di buku. Tentu saja hal itu juga
akan berdampak pada aktivitas olahraganya. Apakah Anda sudah
memeriksakan penglihatannya pada dokter mata pada saat usianya mencapai enam tahun?
- Pastikan apakah anak Anda mendapatkan makanan yang cukup dan bugar
berolahraga? Makanan yang cukup dan badan yang bugar karena berolahraga
membuat keadaan fisik anak dalam keadaan baik.
- Pastikan agar anak cukup beristirahat di malam hari. Istirahat yang
cukup membuat anak belajar dalam kondisi yang prima. Sebaliknya, bila
istirahatnya tidak cukup, maka ia akan mengantuk saat belajar.
- Pastikan apakah ia memiliki waktu belajar yang teratur. Latihlah agar
anak memiliki keteraturan dalam menjalankan rutinitasnya, termasuk soal
belajar. Sepakatilah waktu belajarnya setiap hari, jam lima sore,
sesudah maghrib, atau waktu lain sesuai dengan kesepakatan Anda dan
anak. Dengan memiliki keteraturan waktu belajar sejak kecil, maka
belajar akan menjadi kebiasaan yang menetap.
- Pastikan, apakah ia sudah memiliki tempat belajar yang nyaman. Tempat
belajar yang menyenangkan akan meningkatkan semangat belajar anak.
Sebaliknya, tempat belajar yang tidak menyenangkan anak membuat semangat belajarnya menurun.
- Pastikan, apakah Anda sudah memberikan semangat belajar padanya dan
memberikan penghargaan terhadap usaha belajarnya. Jangan memaksakan
kehendak Anda pada anak. Tapi, berikanlah penghargaan atas usaha yang
telah dilakukannya.
- Apakah Anda sudah meluangkan waktu untuk berdiskusi secara teratur
dengan guru kelasnya? Temukan masalah apa yang dihadapi oleh anak?
Pelajaran apa yang perlu mendapat perhatian tambahan di rumah dan
seterusnya. Ketahuilah, guru kelas akan sangat senang bila orangtua
secara proaktif berdiskusi dan menanyakan perkembangan anaknya di dalam kelas. Karena, bila dengan begitu, akar dari masalah menurunnya motivasi belajar anak akan segera diketahui. Sebaliknya, tanpa peran aktif dari orangtua, masalah ini akan berlarut-larut.
- Pastikan, apakah orangtua tidak memberikan kontribusi masalah pada
diri anak? Misalnya, konflik yang terjadi pada diri orangtua seringkali
membuat anak menjadi tak nyaman. Bila anak tak memiliki kenyamanan hati, tak heran bila ia akan kehilangan motivasi untuk berprestasi.
- Apakah hubungannya dengan teman, guru dan orang-orang di lingkungan
sekolahnya dalam keadaan baik? Bila anak memiliki gangguan dengan
orang-orang yang berada dalam lingkungan sekolah, ada kemungkinan dapat menurunkan motivasi belajarnya.
Menjaga agar anak tetap memiliki motivasi belajar adalah hal yang mendasar. Sebab motivasi adalah bahan bakar bagi prestasi belajar anak.
Sumber : http://tamanbacalimade.wordpress.com/2009/09/04/mengasah-motivasi-belajar-anak/

Motivasi Belajar Anak Balita

|
Setiap anak sangat suka bermain. Bagi si kecil, kegiatan tersebut bukan sekadar bersenang-senang. Bermain sangat bermanfaat untuk membantu tumbuh kembangnya agar lebih optimal. Jadi pemilihan mainan sangatlah penting agar manfaatnya optimal.
Seperti halnya bekerja bagi orang dewasa, bermain adalah pekerjaan bagi anak. Melalui bermain, si kecil akan belajar tentang dunia dan sekelilingnya. Ia memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan keterampilan, nilai, sikap, toleransi, serta pemahaman. Bermain merupakan cara untuk mengeskpresikan perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan menyampaikan ekspresi secara verbal.
Sebagai alat untuk bermain, pemilihan mainan dan juga materi bermain sangatlah penting agar manfaatnya optimal. Mainan melimpah tak ada gunanya jika mainan tersebut tidak memiliki nilai edukatif. Artinya, mainan tersebut memberikan kenikmatan bermain sekaligus manfaat belajar atau keterampilan tertentu. Namun, tidak berarti pula Anda harus menjejali si kecil dengan mainan edukatif yang terlalu banyak. Mainan hanyalah salah satu faktor pendukung untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak.
Tiga tahun pertama merupakan periode emas perkembangan otak anak. Pada masa itu, ia membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak stimulasi yang diberikan, maka hubungan koneksi antar saraf akan semakin banyak. Artinya, anak akan semakin cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah mainan. Anda bisa memberikan mainan sejak dini, namun tidak berarti sejak bayi. ?Orangtua? sebenarnya adalah alat permainan alami bagi bayi. Artinya, bayi lebih baik bermain dengan orangtuanya. Anda boleh mengenalkan mainan edukatif sejak anak berusia 1-1,5 tahun. Pada usia tersebut, si kecil sudah mampu memahami sebuah konsep permainan meskipun kemampuan berbicaranya belum jelas.
Yang perlu Anda perhatikan ketika memilih mainan adalah kesesuaian mainan dengan usia si anak. Usia menunjukkan tahap perkembangan si kecil, baik fisik maupun mental. Mainan yang terlalu sulit membuat anak frustasi. Sebaliknya jika terlalu mudah, mainan itu tidak lagi menarik bagi si kecil. Untuk mempermudah Anda memilih mainan, beberapa produsen mainan mencantumkan kategori usia di setiap kemasan mainan.

Berikut adalah ciri-ciri mainan yang bersifat edukatif:
· Dibuat untuk merangsang kemampuan dasar pada balita
· Memiliki banyak fungsi. Artinya, ada beberapa variasi mainan di dalam satu mainan sehingga stimulasi yang diperoleh anak pun beragam
· Mendorong kemampuan pemecahan masalah. Contohnya mainan bongkar pasang atau puzzle
· Melatih ketelitian dan ketekunan anak. Tak sekadar menikmati, tetapi si kecil juga dituntut ketelitiannya saat memainkannya
· Melatih konsep dasar. Artinya, si anak bisa mengenal dan mengembangkan kemampuan dasar seperti bentuk, warna, tekstur, besaran. Selain itu, mainan edukatif mampu melatih kerja saraf motorik halus
· Merangsang kreativitas anak. Anak-anak semakin kreatif melalui variasi mainan yang dilakukan
Sumber : http://arhiefstyle87.wordpress.com/2008/04/12/motivasi-belajar-anak-balita/

Motivasi Belajar Anak Remaja

|
Pada dasarnya masa remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan lingkungan dan pergaulan. Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan jaman dan tehnologi. Perkembangan teknologi tidak berarah ke perubahan yang positif malah menjadikan remaja menuju ke hal-hal yang negatif yang membentuk pribadi dan motivasi yang kurang baik bagi remaja.trans Motivasi Belajar Anak Remaja
Motivasi adalah penting, bahkan tanpa kesepakatan tertentu mengenai definisi konsep tersebut. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah.trans Motivasi Belajar Anak Remaja
Pentingnya peranan motivasi dalam proses belajar perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan.
Peran motivasi dalam proses belajar, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar anak.
Adapun fungsi dari motivasi dalam belajar diantaranya :
  1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
  2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai berikut :
  1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar anak.
  2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri anak.
  3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar ana.
  4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.
  5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses belajar dan pembelajaran
Demikian pemaparan dari saya tentang bagaimana Motivasi Belajar Anak Remaja, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan dan pemikiran baru untuk meningkatkan Prestasi Belajar Anak.
Sumber : http://belajarpsikologi.com/motivasi-belajar-anak-remaja/

Mengembangkan Motivasi Belajar Remaja Sebagai Peserta Didik

|

A. LATAR BELAKANG
Pengembangan pribadi remaja merupakan proses terjadinya perubahan pribadi untuk menghasilkan peningkatan kualitas kepribadian. Pada remaja kebutuhan akan pengembangan pribadi sangat penting, dalam rangka membantu menuju sebuah kepribadian yang berkualitas. Kenyataan menunjukan bahwa banyak remaja yang sulit untuk mengembangkan pribadinya. Bukti yang dapat diangkat, bahwa banyak remaja sebagai peserta didik yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah kurangnya motivasi dalam belajar dari peserta didik.
Pembicaraan yang sering kita dengar antarpengajar di sekolah tentang permasalahan yang dihadapi siswanya adalah bahwa siswa tidak mempunyai motivasi. Siswa cenderung melaksanakan tugas sekolah karena ada tekanan dari luar dirinya. Tidak adanya motivasi membuat siswa kurang mandiri dalam belajar. Mereka belajar hanya untuk ujian. Jika bukan untuk ujian, mereka belajar tanpa perhatian dan kesungguh-sungguhan. Dalam dunia pendidikan motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar, sebab motivasi dapat mempengaruhi keinginan untuk belajar dan bagaimana siswa belajar. Jadi, motivasi merupakan salah satu faktor yang mempunyai peran penting dalam pencapaian keberhasilan di pendidikan (Diadaptasi dari diktat Mata Kuliah Bimbingan Pendidikan 2000, Fakultas psikologi Universitas Indonesia).
Tulisan di atas menggambarkan keresahan para pengajar dalam menghadapi peserta didiknya. Hal itu juga terjadi pada kebanyakan remaja yang masih berada di bangku sekolah, yaitu tidak adanya motivasi untuk belajar atau berprestasi. Sangat menyedihkan, padahal motivasi merupakan awal dari jalan menuju tercapainya keberhasilan, seperti ungkapan “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Itu adalah salah satu ungkapan yang sering kita dengar dari orangtua atau guru bila mengingatkan kita untuk lebih giat belajar. Ungkapan tersebut tentu saja benar. Apa yang dapat kita lakukan bila kita tidak mempunyai kemauan, semua yang kita lakukan dengan setengah hati tentu saja hasilnya pun tidak akan maksimal.
Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa peserta didik sebaiknya dapat mengenal motivasi, karena motivasi itu penting dan sangat berpengaruh dalam proses belajar. Lebih jauh seorang remaja yang berperan sebagai peserta didik harus menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam dirinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Memperhatikan uraian di atas, masalah yang dapat diangkat adalah bagaimana seorang remaja yang berperan sebagai peserta didik dapat mengenal motivasi, mengetahui pentingnya motivasi, pengaruh motivasi dalam belajar, factor-faktor yang mempengaruhi motivasi, jenis-jenis motivasi, dan bagaimana menumbuhkan, meningkatkan serta mempertahankan motivasi.

C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah agar remaja atau peserta didik dapat mengenal motivasi, karena motivasi itu penting dan sangat berpengaruh dalam proses belajar, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam dirinya.

2. Manfaat
Manfaat yang diinginkan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai pengembangan motivasi belajar remaja
b. Membantu pembaca untuk mengenal motivasi, pentingnya motivasi, dan pengetahuan keseluruhan tentang motivasi dalam belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MOTIVASI
Kemauan berhubungan dengan motivasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian motivasi dapat dilihat secara umum dan secara psikologis. Secara umum, motivasi adlah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Secara psikologis, motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dari perbuatannya.
Adanya perbedaan pengertian di atas disebab kan oleh adanya dua sudut pandang yang berbeda mengenai motivasi. Akan tetapi, secara umum, motivasi mengacu pada hubungan sebab atau alasan manusia melakukan sesuatu. Menurut Rita L. Atkinson, dkk. dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi, para psikolog membatasi konsep motivasi dan memberikan arahan. Maehr dan Meyer dalan buku Educational Psychology mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu yang mendorong, mengarahkan, dan menjaga perilaku, membuat seseorang berubah, mengarahkan seseorang untuk tetap melakukan sesuatu atau berada pada suatu keadaan. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam individu, baik secara sadar maupun tidak, yang memunculkan, mengarahkan,dan mempertahankan perilaku sehingga individu dapat mencapai tujuannya.
B. PENTINGNYA MOTIVASI
Seorang tokoh bernama Ferdinand Foch mengatakan bahwa senjata yang paling ampuh di dunia ini adalah jiwa manusia yang terbakar menyala-nyala. Ini adalah ungkapan tentang motivasi. Motivasi dapat mengalahkan kekuatan, kemalasan dan klelelahan.
Dorongan yang kuat dari dalam akan memunculkan energy untuk terus berusaha mencapai keberhasilan yang diinginkan. Pada saat belajar atau mengerjakan tugas, ada saat kits bersungguh-sungguh, dan ada pula saat sebaliknya. Itu semua dipengaruhi oleh motivasidari dalam diri kita sendiri. Motivasilah yang member daya dorong dalam diri kita untuk melakukan sesuatu. Meskipun keberhasilan bagi siswa ditentukan oleh strategi belajar dan kemampuan dasar yang dimiliki, motivasilah yang menjadi pemicu energy untuk berprestasi.
Intelegensi atau kemampuan intelektual dan bakat merupakan faktor penting untuk mencapai suatu prestasi. Namun, keduanya tidak akan bermanfaat apabila seseorang tidak mempunyai motivasi yang memadai. Di sekolah, motivasi menjadi dasar yang amat penting untuk pencaoaian keberhasilan tujuan pendidikan dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Motivasi siswa untuk belajar membuat ia memiliki keinginan kuat untuk mengikuti dan menghargai segala kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar.
C. PENGARUH MOTIVASI DALAM BELAJAR
Salah satu penghambat kesuksesan remaja adalah kurangnya motivasi. Untuk mengembangkan pemikiran kreatif, kita harus mempunyai motivasi yang cukup. Motivasi akan membuat kita bersemangat untuk merealisasikan apa yang ada dalam imajinasi kreatif kita. Dalam belajar, motivasi juga sangat dibutuhkan. Belajar merupakan proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Untuk mengadakan sebuah proses perubahan tentu dibutuhkan energi, semangat, dan motivasi. Tanpa motivasi kita akan loyo, tak bergairah, tidak ada dinamika, dan tidak akan menghasilkan perubahan seperti yang kita inginkan.
Aziz Bachtiar dalam bukunya yang berjudul Sukses Ala Remaja mengatakan bahwa motivasi membuat seseorang selalu berupaya mewujudkan impiannya. Dari usaha itulah kemudian tercipta berbagai peluang yang akan mengarahkan pada kemujuran-kemujuran dalam hidupnya. Dengan kata lain keberuntungan itu akan lahir setelah seseorang melakukan usaha yang tekun dan tidak mengenal lelah. Dari pengertian itu, sangat tidak mungkin kemujuran atau keberuntungan dating ke dalam kehidupan seseorang jika orang itu tidak pernah melakukan apapun dalam hidupnya.
Jeanne Ellis Ormrod dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology, menjelaskan berbagai pengaruh motivasi terhadap perilaku dan proses belajar siswa, yaitu sebagai berikut.
1. Motivasi mengarahkan perilaku seseorang untuk mencapai target.
2. Motivasi meningkatkan usaha dan energi yang dikeluarkan untuk mencapai target.
3. Motivasi membuat seseorang mau melalui suatu pekerjaan dan mempertahankan suatu aktivitas. Siswa lebih mendorong untuk memulai suatu pekerjaan yang diinginkan. Mereka juga cenderung bertahan untuk melakukan suatu pekerjaan hingga selesai, bahkan jika diinterupsi.
4. Motivasi mempengaruhi proses berpikir seseorang. Motivasi mempengaruhi apa dan bagaimana soatu informasi diproses. Orang yang memilki motivasi cenderung meminta bantuan ketika menghadapi kesulitan setelah usahanya sudah maksimal atau meminta penjelasan terhadap suatu tugas atau informasi untuk menyelesaikan tugasnya.
5. Motivasi menunjukkan kosekuensi apa yang diinginkan.
6. Motivasi meningkatkan penampilan atau prestasi.
Motivasi harus selalu ada dan dipelihara agar senantiasa hidup menggelora dalam jiwa kita selamanya. Bila kita kehilangan motivasi, kita akan merasa lemah, malas, tak bergairah, tidak berdaya, bahkan merasa tidak berharga. Kesemuanya ini tentu sangat merugikan diri kita.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
Motivasi belajar dalam diri seseorang siswa sangat dipengaruhi oleh factor yang sangat terkait dengan perkembangan kehidupannya, yaitu lingkungan budaya atau kebiasaan di lingkungan, keluarga dengan tuntutannya, sekolah dengan system yang diberlakukannya, dan siswa itu sendiri. Lingkungan sering menuntut seorang siswa untuk melakukan ini dan itu serta kelak menjadi orang yang sukses. Ketika seorang siswa dapat secara bijak menanggapi tuntutan ini, maka ia akan termotivasi untuk mewujudkannya, yaitu dengan belajar sungguh-sungguh. Namun, apabila tuntutan itu dianggap terlalu berlebihan dan membebani, maka sebaliknya seorang siswa akan kesulitan belajar dengan baik. Dalam hal ini, kedewasaannya dalam menyikapi lingkungan sangat diperlukan.
Ambisi atau tuntutan orangtua atas aeorang siswa dalam prestasi belajar kadang berlebihan, tanpa melihat realitas dalam diri siswa tersebut. Jika siswa tersebut kuat dan justru termotivasi untuk mewujudkannya, maka hal itu tidak menjadi masalah, walaupun mencapainya tidak mudah. Namun sebaliknya, ambisi yang kurang masuk akal dapat menjadi beban bagi seorang siswa sehingga menurunkan motivasi belajarnya. Menaggapi hal ini, di samping bersikap realistis, seorang siswa seharusnya mempertahankan motivasinya untuk berprestasi.
Factor yang paling dominan menentukan motivasi belajar siswa adalah siswa itu sendiri. Hal ini karena siswa sendirilah yang akhirnya mengambil keputusan tentang apa yang hendak dilakukan dan bertanggung jawab atas hasil belajarnya.

E. JENIS MOTIVASI
Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang datangnya dari luar diri seseorang dan tidak berhubungan dengan tugas yang dilakukan. Sementara itu, motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri atau menyatu dengan tugas yang dilakukannya. Seseorang mau melakukan suatu hal karena ingin mendapatkan kesenangan, ingin memperoleh suatu ketrampilan yang dianggapnya penting, atau karena etika dan moral tanpa perlu perangsang dari luar diri seperti hadiah.
Motivasi yang baik adalah motivasi intrinsik sebab lahir dalam diri kita sendiri, bukan dari luar diri kita. Akan tetapi bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak penting. Kedua bentuk motivasi ini sangat berperan dalam proses belajar, hanya saja menurut Lepper dalam buku Psikologi Pendidikan, kadang motivasi ekstrinsik dapat merusak motivasi intrinsic. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan Lepper (1993) terhadap siswa-siswa taman kanak-kanak, yaitu hadiah yang dijanjikan kepada siswa setelah melakukan sesuatu kegiatan yang sebelumnya tidak mereka lakukan, mengubah motivasi intrinsik anak untuk melakukan suatu kegiatan menjadi motivasi ekstrinsik sehingga anak mau melakukan sesuatu yang diberikan hadiah saja.
Siswa yang memiliki motivasi secara intrinsik biasanya menunjukan keinginan yang lebih untuk terlibat dalam proses belajar dan pengerjaan tugas. Mereka juga cenderung memproses informasi dengan cara yang efektif, misalnya dengan berusaha memahami makna, mengolah, mengembangkan, dan membayangkan apa yang dipelajari. Sebaliknya, siswa yang hanya memiliki motivasi ekstrinsik hanya tertarik untuk mengerjakan tugas yang mudah saja, memiliki keterlibatan yang minim dengan proses belajar mengajar, dan memproses informasi hanya sampai dipermukaan saja sehingga mudah lupa.
Selain motivasi intrinsik dan ekstrinsik, menurut Jeanne Ellis Ormrod dalam buku Education Phychology, dalam proses belajar juga dikenal dua jenis motivasi, yaitu motivasi untuk belajar (motivation to learn) dan motivasi untuk menampilkan (motivation to perform). Pada dasarnya, motivasi untuk belajar termasuk kedalam jenis motivasi intrinsik, sedangkan motivasi untuk menampilkan termasuk ke dalam motivasi ekstrinsik.
Motivasi untuk belajar (motivation to learn) focus pada pencapaian tujuan belajar, yaitu penambahan pengetahuan atau penguasaan ketrampilan baru. Motivasi untuk penampilan (motivation to perform) merupakan motivasi yang focus pada penampilan dan keinginan untuk mendapatkan pujian atau komentar orang lain. Misalnya belajar untuk memperoleh nilai tinggi, belajar untuk memperoleh ijazah, serta belajar agar disenangi guru dan teman-teman.

F. MENUMBUKKAN MOTIVASI
Menumbuhkan motivasi diri adalah bagian dari capaian yang harus dilakukan, agar kita tetap dapat tampil sebagai pemenang dalam era persaingan global. Motivasi tidak dapat tumbuh begitu saja, tetapi memerlukan penanganan serta upaya tersendiri agar kita dapat tampil sebagai pribadi yang mempunyai kepercayaan tinggi (self confidence) namun masih tetap dalam batas batas yang wajar dan masuk akal. Belakangan ini siswa tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Siswa lebih tertarik pada hal-hal yang sebenarnya kurang bermanfaat. Berikut ini beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar :
1. Tumbuhkan keyakinan pada diri kita bahwa kita memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah kita canangkan. Jangan sampai timbul keraguan pada diri kita.
2. Kita harus memiliki rasa tanggungjawab atas sesuatu yang menjadi tanggung jawab kita.
3. Menerima setiap resiko yang kita alami dengan lapang dada.
4. Katakana pada diri kita bahwa kegagalan yang kita alami adalah sukses yang tertunda dan akan tercapai dilain waktu sehingga kita punya semangat untuk terus belajar.
5. Merayakan prestasi anda jika dapat mencapai tujuan anda .
6. Ciptakan trik-trik baru yang dapat membuat kita besemangat, misalnya cara-cara belajar.
Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat dalam diri kita. Tanpa motivasi apapun, sulit sekali kita menggapai apa yang kita cita-citakan. Tapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin kita nggak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan motivasi, diantaranya sebagai berikut.
1. Ciptakan sensasi
Ciptakan sesuatu yang dapat “membangunkan” dan membangkitkan gairah anda saat pagi menjelang. Misalnya, anda berpikir esok hari harus mendapatkan keuntungan 1 milyar rupiah. Walau kedengarannya mustahil, tapi sensasi ini kadang memacu semangat anda untuk berkarya lebih baik lagi melebihi apa yang sudah anda lakukan kemarin.
2. Kembangkan terus tujuan anda
Jangan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan hidup yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya. Tujuan hidup yang besar akan membangkitkan motivasi dan kekuatan tersendiri dalam hidup anda.
3. Tetapkan saat kematian
Anda perlu memikirkan saat kematian meskipun gejala ke arah itu tidak dapat diprediksikan. Membayangkan saat-saat terakhir dalam hidup ini sesungguhnya merupakan saat-saat yang sangat sensasional. Anda dapat membayangkan ‘flash back’ dalam kehidupan anda. Sejak anda menjalani masa kanak-kanak, remaja, hingga tampil sebagai pribadi yang dewasa dan mandiri. Jika anda membayangkan ‘ajal’ anda sudah dekat, akan memotivasi anda untuk berbuat lebih banyak lagi hal hal yg baik selama hidup anda.
4. Tinggalkan teman yang tidak perlu
Jangan ragu untuk meninggalkan teman-teman yang tidak dapat mendorong anda mencapai tujuan. Sebab, siapapun teman anda, seharusnya mampu membawa anda pada perubahan yang lebih baik. Ketahuilah bergaul dengan orang-orang yang optimis akan membuat anda berpikir optimis pula. Bersama mereka hidup ini terasa lebih menyenangkan dan penuh motivasi.
5. Hampiri bayangan ketakutan
Saat anda dibayang-bayangi kecemasan dan ketakutan, jangan melarikan diri dari bayangan tersebut. Misalnya selama ini anda takut akan menghadapi masa depan yang buruk. Datang dan nikmati rasa takut anda dengan mencoba mengatasinya. Saat anda berhasil mengatasi rasa takut, saat itu anda telah berhasil meningkatkan keyakinan diri bahwa anda mampu mencapai hidup yang lebih baik.
6. Ucapkan “selamat datang” pada setiap masalah Jalan untuk mencapai tujuan tidak selamanya semulus jalan tol. Suatu saat anda akan menghadapi jalan terjal, menanjak dan penuh bebatuan. Jangan memutar arah untuk mengambil jalan pintas. Hadapi terus jalan tersebut dan pikirkan cara terbaik untuk bisa melewatinya. Jika anda memandang masalah sebagai sesuatu yang mengerikan, anda akan semakin sulit termotivasi. Sebaliknya bila anda selalu siap menghadapi setiap masalah, anda seakan memiliki energi dan semangat berlebih untuk mencapai tujuan anda.
7. Mulailah dengan rasa senang
Jangan pernah merasa terbebani dengan tujuan hidup anda. Coba nikmati hidup dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda miliki.
8. Berlatih dengan keras
Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

G. MENINGKATKAN MOTIVASI
Lingkungan tempat proses belajar mengajar merupakan salah satu factor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Siswa seharusnya memilih lingkungan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, yang cenderung mendorong kita untuk memperbaiki diri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan motivasi belajar menurut Tim MGP & Kelompok Kerja Pengembangan Kurikulum, antara lain sebagai berikut.
1. Dalam setiap usaha belajar perlu ditetapkan niat dan tujuan yang jelas.
2. Merencanakan kegiatan belajar yang sebaik-baiknya.
3. Memahami setiap hambatan yang dihadapi dalam belajar.
4. Berdoa untuk berhasil.
5. Selalu introspeksi dan mengembangkan kesadaran untuk lebih memahami diri.
6. Mau menerima masukan dari orang lain serta dari lingkungan tempat tinggal.
7. Memahami norma-norma tentang belajaryang baik.
8. Mempunyai rencana masa depan.
Menurut Tim MGP & Kelompok Kerja Pengembangan Kurikulum, cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi adalah sebagai berikut.
1. Berpikir positif.
Pemikiran yang positit terhadap sesuatu membuat kita menikmati apa yang kita lakukan.
2. Berusaha belajar lebih tekun.
Percaya bahwa belajar merupakan proses untuk mencapai keberhasilan membuat kita tidak putus asa krtika menemui kegagalan, justru kita lebih maksimal lagi dalam berusaha.
3. Belajar dari pengalaman orang lain.
Motivasi tidak harus kita dapatkan dari pengalaman diri sendiri. Membaca kisah kesuksesan orang lain juga menumbuhkan motivasi intrinsik untuk mencapai keberhasilan yang sama.
4. Belajar mandiri dan belajar kelompok.
Ketika belajar, banyak hal baru yang ditemukan. hal itu bias meningkatkan motivasi untuk lebih banyak belajar. Berada di tengah-tengah teman yang memiliki motivasi berprestasi tinggi juga membuat kita termotivasi untuk berprestasi.
5. Belajar dari berbagai sumber belajar.
Semakin variatif sumber yang kita baca, semakin banyak hal baru yang kita temukan. Berbagai sumber bias memberikan pandangan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Hal itu mendorong untuk mengembangkan motivasi.
6. Selalu bersyukur apabila mendapatkan kemudahan dan keberhasilan dalam belajar.
Rasa syukur atas apa yang Allah berikan pada kita dapat membawa kita pada pikiran yang positif.
7. Memulai dan mengakhiri belajar dengan berdoa.
Motivasi dapat berasal dari mana saja. Motivasi dapat dating dari pengalaman, materi, orang lain, atau iman. Iman dapat memberikan motivasi yang tinggi pada seseorang.

H. CARA MEMPERTAHAN KAN MOTIVASI
Cara agar motivasi belajar menjadi panggilan jiwa seorang siswa, ada beberapa pemahaman yang perlu dicamkan oleh pera siswa, antara lain sebagai berikut.
1. Siswa hendaknya mau menerima realitas diri apa adanya. Siswa masih membutuhkan bimbingan untuk berkembang menuju kedewasaan. Karakter dan bakat yang ada harus disadari sebagai kekayaan diri. Kesadaran akan keunikan diri yang dimiliki akan memunculkan penghargaan atas kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri sendiri, sehingga siswa dapatmenghargai diri secara wajar. Hal ini diharapkan mendatangkan kedewasaan untuk mengambil pilihan yang bijak dalam belajar.
2. Siswa hendaknya mau mendalami kemampuan diri dan bersedia menunjukkan segala potensinya tanpa merasa terpaksa.
3. Siswa hendaknya berani menentukan pilihan dan mengambil keputusan tentang masa depannya secara bertanggung jawab. Ini dapat memotivasi diri untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
4. Siswa hendaknya mau berdiolog dengan guru dan teman. Saling memahami akan melahirkan perasaan diterima dan mengerti kesulitan masing-masing. Hal ini dapat membantu mencari jalan keluar terbaik atas persoalan yang dihadapi, yang dapat membantu motivasi belajar.

I. KATEGORI MOTIVASI BELAJAR DAN POLA BELAJAR
Menurut Waldi (2005), ada empat kategori motivasi belajar siswa, yaitu achiever, sociable, conscientious, dan curious. Masing-masin dijelaskan sebagai berikut.
1. Siswa dengan motivasi belajar achiever lebih berorientasi pada keinginan untuk unggul dalam persaingan dan bersifat kompetitif. Motivasi ini lebih dipengaruhi oleh faktor teman dan keluarga.
2. Siswa dengan motivasi belajar sociable memiliki semangat kebersamaan, bersifat kooperatif noo-kooperatif. Siswa dengan motivasi ini menyukai keberhasilan bersama.
3. Siswa dengan motivasi belajar conscientious hanya melakukan kegiatan jika telah mendapat petunjuk yang jelas terkait pada peraturan.
4. Siswa dengan motivasi belajar curious selalu ingin tahu, tidak suka kemapanan, dan mendambakan perkembangan. Siswa seperti ini lebih menyukai hal-hal yang baru pada pengembangan keilmuan.
Berdasarkan kategori motivasi belajar di atas kita dapat membandingkan dua pola belajar, yaitu belajar aktif dan belajat pasif. Poter & Hernacki (2003) memilah keduanya sebagai berikut.
1. Belajar Aktif
a. Belajar apa saja dari setiap situasi
b. Menggunakan apa yang dipelajari untuk keuntungan pribadi
c. Mengupayakan agar segalanya terlaksana
d. Bersandar pada kehidupan
2. Belajar Pasif
a. Tidak dapat melihat ada potensi belajar
b. Mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar
c. Membiarkan segalanya terjadi
d. Menarik diri dari kehidupan


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan pribadi remaja merupakan proses terjadinya perubahan pribadi untuk menghasilkan peningkatan kualitas kepribadian. Pada remaja kebutuhan akan pengembangan pribadi sangat penting, dalam rangka membantu menuju sebuah kepribadian yang berkualitas. Kenyataan menunjukan bahwa banyak remaja yang sulit untuk mengembangkan pribadinya. Bukti yang dapat diangkat, bahwa banyak remaja sebagai peserta didik yang tidak bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. Salah satu penyebab dari hal tersebut adalah kurangnya motivasi dalam belajar dari peserta didik, oleh karena itu perlu adanya motivasi dalam diri remaja.
Motivasi adalah dorongan dari dalam individu, baik secara sadar maupun tidak, yang memunculkan, mengarahkan,dan mempertahankan perilaku sehingga individu dapat mencapai tujuannya. Dengan motivasi yang kuat di dalam diri, remaja akan memiliki apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap diri dan hidup ini. Motivasi bias berasal dari berbagai sumber seperti lingkungan social, prestasi, norma, moral, orang lain dan agama. Untuk menumbuhkan motivasi dalam diri bisa dilakukan dengan banyak hal. Salah satunya dengan membuat suatu perencanaan yang dalam jangak waktu tertentu harus kita capai. Dengan sendirinya kita akan termotivasi akan sesuatu yang harus kita capai.
Motivasi dalam diri seseorang bisa muncul kalau seseorang itu sendiri mau melaksanakan suatu hal yang bisa membuatnya semangat dalm suatu pencapaian. Lingukungan juga mendorong untuk lebih bersemangat mulai dari lingkungan keluarga sampai masyarakat umum. Suatu tujuan yang sudah benar-benar menjadi pilihan akan membuat kita termotivasi untuk menggapainya terlepas dari apapun yang membuat kita termotivasi, semuanya tergantung dari keinginan yang kuat dari diri seseorang untuk menggapai apa yang diinginkan atau direncanakan.
B. SARAN
1. Kiranya perlu ditanakan sejak dini pada diri remaja akan pentingnya motivasi.
2. Motivasi akan berkerkembang dengan baik apabila peran pendidik dan koselor lebih aktif dalam proses balajar mengajar, agar remaja atau peserta didik dapat mengembangkan motivasi belajarnya.
Sumber : http://zipsiedu.blogspot.com/2010/04/mengembangkan-motivasi-belajar-remaja.html

Motivasi Belajar Remaja

|
Pada posting kali ini saya akan berbagi pengalaman kepada para pembaca tentang hasil dari beberapa kegiatan pemberian bimbingan yang telah saya lakukan pada siswa-siswi SMP Ta’mriyah Surabaya pada dua bulan terakhir. Pada posting ini saya akan berbagi pengalaman pemberian motivasi belajar kepada siswa dan manfaatnya terhadap peningkatan motivasi belajar. Adapun alasan pelaksanaan program dan cara pelaksanaannya dapat dilihat dibawah ini.
RASIONAL
MC. Donald (dalam Hamalik, 1992) mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afeksi dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga unsur yang berkaitan dengan motivasi, yaitu:
1) Motif dimulai dari adanya energi dalam pribadi.
2) Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal).
3) Motif ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Samuel Soeitoe mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan energi yang berciri timbulnya suatu perasaan yang didahului oleh reaksi-reaksi yang ingin mencapai tujuan. Sementara menurut George R. Terry, Ph.D (dalam Moekjizat, 1984) motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak. Senada dengan Terry, Santrock (2007) mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku.
Terlepas dari beberapa definisi mengenai motivasi sebagaimana telah dijelaskan diatas, motivasi adalah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses belajar mengajar dan perlu mendapat perhatian serius dari para pendidik, karena tanpa motivasi mustahil seorang siswa dapat berhasil di sekolah (Wighfield&Eccles, 2002 dalam Santrock, 2007).
Menurut Sardiman (1996) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).
3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
4) Lebih senang kerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6) Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya.
8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Berdasar akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan pendidikan maka dibuat program peningkatan motivasi belajar siswa.

TUJUAN
Program ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Ta’miriyah Surabaya.
TARGET
Setelah pelaksanaan program ini diharapkan siswa dapat lebih bersemangat dan lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar di sekolah.
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Program peningkatan motivasi belajar siswa ini dilaksanakan dengan menggunakan dua metode, yaitu: 1. Metode ceramah, dengan cara memberikan cerita-cerita tentang motivasi kepada para siswa, 2. Metode game, dengan cara memberikan game-game yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1)Penyampaian materi, materi diberikan sebanyak 6 (enam) kali pertemuan pada 10 (sepuluh) kelas yang menjadi tanggung jawab penulis selama melaksanakan praktek kerja, dimana setiap pertemuannya berdurasi 40 menit dan khusus untuk materi cerita akan disampaikan dengan menggunakan media LCD prjector.
2)Evaluasi, evaluasi dilakukan dengan cara pemberian skala motivasi belajar yang disusun berdasar pada ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi tinggi menurut Sardiman sebagaimana telah dijelaskan(skala sebelumnya telah dilakukan uji validitas & reliabilitas)kepada 60 siswa yang telah mendapat materi program peningkatan motivasi belajar (diambil dengan teknik random sampling dan menggunakan teknik simple random, yitu dengan menggunakan undian untuk menentukan anggota sampel) dan kemudian dibandingkan dengan nilai skala motivasi belajar pada 60 siswa yang tidak mendapat materi program peningkatan motivasi belajar untuk mengetahui signifikansi pemberian materi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.
SKALA MOTIVASI DIUNDUH DISINI.
CARA PENGHITUNGAN VALIDITAS & RELIABILITAS DAPAT DISINI.
MATERI
Beberapa materi yang akan diberikan adalah: cerita tentang keberhasilan perjuangan sekelompok katak kecil saat menaiki menara, cerita pianis yang hanya punya dua jari, cerita pendaki gunung mount everest dengan menggunakan kaki palsu, cerita pendaki gunung dengan kursi roda, cerita peloncat tinggi mesir yang hanya menggunakan satu kaki, game segitiga kotak dan lingkaran, game I AM SUPER, game elang, game balon besar. MATERI DAPAT DIUNDUH DISINI.
ALAT YANG DIPERLUKAN
Laptop, LCD Projector, Alat tulis, Balon.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan selama 6 minggu atau 6 pertemuan pada 10 kelas, dengan perincian 5 kelas siswa kelas VII dan 5 kelas siswa kelas VIII.Selama proses pelaksanaan kegiatan siswa terlihat bersemangat dan antusias, hal ini salah satunya disebabkan oleh penggunaan media LCD Projector, penggunaan animasi,penggunaan cerita dan penggunaan game yang kesemuanya mampu menjadikan suasana kelas lebih menyenangkan, santai tapi tetap serius.
HASIL
Hasil uji-t atau uji perbedaan yang saya lakukan terhadap kedua kelompok, yaitu kelompok siswa yang mendapat materi ini dan kelompok siswa yang tidak mendapat materi ini, menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan dengan nilai t hitung sebesar 3.948 adapun taraf signifikansi yang saya gunakan adalah 0.05 atau 5%. Dengan kata lain siswa yang mendapat materi ini memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat materi ini. Hasil ini sesuai dengan gagasan Santock (2007) bahwa adakalanya siswa dapat termotivasi dari dalam diri (intrinsik) adakalanya siswa termotivasi karena adanya stimulasi dari luar dirinya (ekstrinsik).
CATATAN
Tentu saja hasil percobaan yang saya lakukan ini masih banyak kekurangan disana sini, kritik dan saran sangat saya butuhkan untuk pengembangan materi. Tetapi paling tidak saya dapat berbagi pada pembaca, bahwa pemberian motivasi oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran sangatlah penting. Guru tidak seharusnya hanya memberikan materi dikelas tanpa memberikan motivasi kepada siswanya. Guru tidak seharusnya hanya marah jika siswanya tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) tanpa memberikan motivasi. Guru tidak hanya mengharuskan siswa untuk membaca tanpa memotivasi dan memberikan penjelasan tentang pentingnya membaca serta relevansinya dengan kebutuhan siswa.Perlu diketahui bahwa ada sebagian siswa yang dapat memotivasi dirinya sendiri dan ada sebagian siswa yang perlu dimotivasi oleh lingkungan sekitarnya, dalam hal ini bisa guru dan bisa juga orang tua.
sumber : http://h2dy.wordpress.com/2009/02/17/meningkatkan-motivasi-belajar-siswa/

Motivasi Belajar

|

Rabu, 13 April 2011

A. Pengertian Motivasi

Banyak pakar yang merumuskan definisi 'motivasi' sesuai dengan kajian yang diperdalamnya. Rumusannya beraneka ragam, sesuai dengan sudut pandang dan kajian perspektif bidang telaahnya. Namun demikian, ragam definisi tersebut memiliki ciri dan kesamaan. Di bawah ini dideskripsikan beberapa kutipan pengertian 'motivasi'.

Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1993: 69-70) menyebutkan 'motivasi' sebagai "kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki".

Menurut Dadi Permadi (2000: 72) 'motivasi' adalah "dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif".

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004: 64-65), apa saja yang diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya. Ini berarti, apa pun tindakan yang dilakukan seseorang selalu ada motif tertentu sebagai dorongan ia melakukan tindakannya itu. Jadi, setiap kegiatan yang dilakukan individu selalu ada motivasinya.

Lantas, Nasution (2002: 58), membedakan antara 'motif' dan 'motivasi'. Motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga orang itu mau atau ingin melakukannya.

Berdasarkan deskripsi di atas, 'motivasi' dapat dirumuskan sebagai sesuatu kekuatan atau energi yang menggerakkan tingkah laku seseorang untuk beraktivitas.

Motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua: (1) motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal yang timbul dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada seseorang; dan (2) motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan kelas-sekolah, adanya ganjaran berupa hadiah (reward) bahkan karena merasa takut oleh hukuman (punishment) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi)

B. Pengertian Belajar

Banyak definisi yang diberikan tentang 'belajar'. Misalnya Gage (1984), mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses di mana organisma berubah perilakunya.

Cronbach mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience" (belajar ditunjukkan oleh suatu perubahan dalam perilaku individu sebagai hasil pengalamannya). Harold Spears mengatakan bahwa: learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction" (belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri sesuatu, mendengarkan, mengikuti arahan). Adapun Geoch, menegaskan bahwa: "learning is a change in performance as result of practice." (belajar adalah suatu perubahan di dalam unjuk kerja sebagai hasil praktik).

Kemudian, menurut Ratna Willis Dahar (1988: 25-26), "belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman". Paling sedikit ada lima macam perilaku perubahan pengalaman dan dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar:

Pertama, pada tingkat emosional yang paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus terkondisi. Sebagai suatu fungsi pengalaman, stimulus terkondisi itu pada suatu waktu memeroleh kemampuan untuk mengeluarkan respons terkondisi. Bentuk semacam ini disebut responden, dan menolong kita untuk memahami bagaimana para siswa menyenangi atau tidak menyenangi sekolah atau bidang-bidang studi.

Kedua, belajar kontiguitas, yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang lain pada suatu waktu, dan hal ini banyak kali kita alami. Kita melihat bagaimana asosiasi ini dapat menyebabkan belajar dari 'drill' dan belajar stereotipe-stereotipe.

Ketiga, kita belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku memengaruhi apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar semacam ini disebut belajar operant.

Keempat, pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan kejadian-kejadian. Kita belajar dari model-model dan masing-masing kita mungkin menjadi suatu model bagi orang lain dalam belajar observasional.

Kelima, belajar kognitif terjadi dalam kepala kita, bila kita melihat dan memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita, dan dengan insight, belajar menyelami pengertian.

Akhirnya, Depdiknas (2003) mendefinisikan 'belajar' sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal ini terbukti, yakni hasil ulangan para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Mengingat belajar adalah kegiatan aktif siswa, yaitu membangun pemahaman, maka partisipasi guru jangan sampai merebut otoritas atau hak siswa dalam membangun gagasannya.

Dengan kata lain, partisipasi guru harus selalu menempatkan pembangunan pemahaman itu adalah tanggung jawab siswa itu sendiri, bukan guru. Misal, bila siswa bertanya tentang sesuatu, maka pertanyaan itu harus selalu dikembalikan dulu kepada siswa itu atau siswa lain, sebelum guru memberikan bantuan untuk menjawabnya. Seorang siswa bertanya, "Pak/Bu, apakah tumbuhan punya perasaan?" Guru yang baik akan mengajukan balik pertanyaan itu kepada siswa lain sampai tidak ada seorang pun siswa dapat menjawabnya. Guru kemudian berkata, "Saya sendiri tidak tahu, tetapi bagaimana jika kita melakukan percobaan?".

Jadi, berdasarkan deskripsi di atas, 'belajar' dapat dirumuskan sebagai proses siswa membangun gagasan/pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru; baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik, maupun pengalaman sosial.

C. Pentingnya Motivasi Belajar Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, 'perhatian' berperan amat penting sebagai langkah awal yang akan memacu aktivitas-aktivitas berikutnya. Dengan 'perhatian', seseorang berupaya memusatkan pikiran, perasaan emosional atau segi fisik dan unsur psikisnya kepada sesuatu yang menjadi tumpuan perhatiannya.

Gage dan Berliner (1984) mengungkapkan, tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Jadi, seseorang siswa yang menaruh minat terhadap materi pelajaran, biasanya perhatiannya akan lebih intensif dan kemudian timbul motivasi dalam dirinya untuk mempelajari materi pelajaran tersebut.

Di sini, motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran.

Dengan demikian, motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri (motivasi intrinsik/motivasi internal) dan/atau berasal dari luar diri pribadi siswa (motivasi ekstrinsik/motivasi eksternal). Kedua jenis motivasi ini jalin-menjalin atau kait mengait menjadi satu membentuk satu sistem motivasi yang menggerakkan siswa untuk belajar.

Jelaslah sudah pentingnya motivasi belajar bagi siswa. Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa dilandasi motivasi maka hanya kehampaanlah yang diterimanya dari hari ke hari. Tapi dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang maka hal itu akan merupakan modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti berdetak. Begitu pula dengan siswa, selama ia menjadi pembelajar selama itu pula membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses pembelajarannya.

BLOGGER

|

Sabtu, 13 November 2010

Blogger adalah sebuah layanan publikasi blog yang didirikan oleh Pyra Labs, dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003.

Sejarah

  • Pada 23 Agustus 1999, Blogger diluncurkan oleh Pyra Labs, dan menjadi salah satu layanan publikasi blog pertama di dunia.
  • Pada Februari 2003, Pyra Labs diakuisisi oleh Google. Akuisi oleh Google tersebut membuat sejumlah fitur premium Blogger yang sebelumnya dikomersialkan oleh Pyra Labs menjadi layanan yang sepenuhnya gratis untuk pengguna. Sekitar setahun kemudian, salah satu pendiri Pyra Labs, Evan Williams, mengundurkan diri dari Google.
  • Pada 2004, Google membeli Picasa; lalu mengintegrasikannya dengan layanan Blogger sehingga pengguna Picasa dapat mempublikasikan koleksi foto miliknya ke situs blog yang dimilikinya di Blogger.
  • Pada 9 Mei 2004, Blogger memperkenalkan beberapa perubahan mendasar pada sistem publikasi blognya, meliputi penggunaan templat CSS (Cascading Stylesheet), halaman arsip individual untuk masing-masing posting, komentar, dan posting melalui email.
  • Pada 14 Agustus 2006, Blogger meluncurkan versi terbaru (masih dalam tahap beta) dengan nama kode “Invaders”. Versi terbaru ini memigrasikan pengguna layanan Blogger ke server milik Google, selain menambahkan beberapa fitur baru.
  • Mei 2007, seluruh layanan Blogger secara resmi telah dipindahkan dan dioperasikan di server milik Google.

Desain ulang

Seiring dengan migrasi layanan Blogger ke server Google, beberapa fitur baru diperkenalkan, meliputi pengaturan label, antarmuka penataan templat dengan cara geser-dan-letakkan (drag-and-drop), ijin pembacaan blog, dan opsi web feed yang baru.

Integrasi

  • Toolbar Google memiliki fitur “BlogThis!” yang mengijinkan toolbar pengguna dengan akun Blogger untuk memposting tautan langsung ke blog mereka.
  • Blogger mendukung layanan Google AdSense sebagai sebuah cara bagi pemilik blog untuk mendapatkan penghasilan dari blog mereka.
  • Blogger menawarkan dukungan blog multi-pengarang, yang memungkinkan pengguna membuat sebuah blog untuk kelompok (group blog).
  • Blogger menawarkan fitur pengubahan templat, yang mengijinkan pengguna mengubah desain templat blog sesuai keinginan mereka. Bagi pengguna yang memiliki kemampuan pemrograman atau pemahaman kode CSS, fitur ini sangat berguna karena memungkinkan mereka merancang desain blog miliknya sendiri, antara lain dengan menambahkan sejumlah menu, dan kolom.